Peran UKM di
Indonesia dalam bentuk kontribusi output terhadap pembentukan atau pertumbuhan
PDB cukup besar, walaupun tidak sebesar kontribusinya terhadap penciptaan
kesempatan kerja. Kontribusi NO atau NT dari UK terhadap pembentukan PDB jauh
lebih besar dibandingkan kontribusi dari UM. Akan tetapi, perbedaan ini tidak
dikarenakan tingkat produktivitas di UK lebih tinggi daripada di UM, melainkan
lebih di dorong oleh jumlah unit dan L yang memang jauh lebih banyak di UK
dibandingkan di UM (dan UB). Dari data BPS (statistik Indonesia 2001) mengenai
NO dan NT dari UK di sektor industri manufaktur menurut kelompok industri. Ada
beberapa hal yang menarik. Pertama, NO atau NT bervariasi menurut subsektor,
dan yang paling banyak (seperti juga yang di tunjukkan oleh data dari
sumber-sumber lain) terdapat di tiga subsektor, yakni makanan, minuman, dan
tembakau, tekstil dan produk-produknya (TPT), dan kulit serta produk-produknya,
dan kayu beserta produk-produknya, yang lagi-lagi memberi suatu kesan bahwa IK
dan IMI pada umumnya lebih unggul di ketiga subsektor itu di bandingkan di
subsektor-subsektor lainnya. Kedua, dibeberapa kelompok industri No dan NT dari
IMII lebih besar dibandingkan IK. Sedangkan hasil SUSI 2000 menyajikan data
mengenai nilai produksi bruto (NO), biaya antara, dan upah serta gaji dari
usaha tidak berbadan hukum. Terakhir, data Deperindag menunjukkan bahwa dari NO
total dari IDK sekitar 57,3 triliun rupiah. Tiga subsektor tersebut merupakan
pusat konsentrasi dari kegiatan produksi UK
Sumber:Erwin
Elias. 2004. Hambatan dan Masalah Jaringan Produk Potensial Ekspor UKM.
Makalah dalam Diskusi Panel Pengembangan UKM dalam Kegiatan Ekspor, 21
September 2004, Hotel Bumi Karsa, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar